Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 22 November 2013

Sinopsis Novel “Pada Sebuah Kapal” karya Nh. Dini



Sinopsis Novel “Pada Sebuah Kapal” karya Nh. Dini
Pernahkah anda membaca novel berjudul “Pada Sebuah Kapal” karangan Nh. Dini? Novel “Pada Sebuah Kapal” karangan Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama Nh. Dini ini merupakan salah satu novel populer pada periode 1971-1998. Novel yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama ini mendapat cukup banyak sambutan. Hal ini dapat dilihat dari pencetakan ulang buku ini sampai lima kali. Melalui novel ini Nh. Dini menggambarkan bagaimana sosok seorang wanita dengan segala lika-liku kehidupan dan masalah yang dihadapi dalam percintaannya
Berikut sinopsis dari novel tersebut.
Novel ini menceritakan tokoh seorang wanita bernama Sri. Sri adalah anak kelima dari lima bersaudara. Ia memiliki dua kakak perempuan dan dua kakak laki-laki. Pada saat Sri berumur tiga belas tahun Ayahnya meninggal dunia. Pada saat tamat Sekolah Menengah, Sri bekerja sebagai seorang penyiar radio di kotanya, mengisi acara kewanitaan. Tiga tahun berlalu, sampai akhirnya ia mendengar pengumuman dibukanya pendaftaran bagi seorang wanita yang ingin menjadi pramugari.
Sri pun mencoba mendaftarkan diri dan ia pun mendapatkan panggilan untuk ikut tes uji di Jakarta. Disini Sri bertemu dengan teman sekolahnya yang bernama Narti. Namun Sri tidak lulus tes uji ini karena gangguan kesehatan, terdapat flek di paru-parunya. Selama hampir tiga minggu Sri beristirahat di sebuah villa di Salatiga. Setelah tidak lulus uji pramugari, Sri melamar menjadi penyiar radio di Jakarta dan ia pun diterima.
Suatu hari Narti datang mengunjungi Sri dan memperkenalkan temannya bernama Mokar dan Saputro. Mereka adalah seorang penerbang. Saputro adalah seorang kapten pesawat. Selain menjadi penyiar, Sri juga mengikuti latihan-latihan seni tari tak jauh dari rumah paman tempat ia tinggal. Disana Ia berlatih tarian Jawa dan Bali. Sri lalu mendapatkan telfon dari kakaknya yang berada di Semarang mengabarkan bahwa Ibunya meninggal dunia. Sri, Sutopo, Pamannya, dan keponakan dari Ibunya langsung berangkat ke Semarang. Tiga hari berlalu merekapun kembali ke Jakarta.
Sri pernah dilamar oleh seorang teman kakaknya bernama Yus. Namun Sri menolak lamarannya dengan alasan tidak ingin menikah dalah waktu dekat ini. Dengan keahliannya menari, Sri semakin sering diundang menari di istana. Saat hari libur, Sri mengunjungi rumah kakaknya yang juga tinggal bersama Lubis dan Tobing. Disana Sutopo sedang berbicara dengan Carl, lalu dikenalkanlah Sri pada Carl.
Saat Sri masuk ke kantornya dan didapatinya kartu nama dan nomor telfon bernama Charles V dari kedutaan Perancis. Disana juga ditambahkan tulisan yang mengatakan ia mengundang Sri untuk datang ke rumahnya. Pada malam kesenian kongres pemuda se-Asia, Sri menjadi salah satu pengisi acaranya dengan menari. Tanpa disangka Saputro juga berada disana. Ia mengucapkan pujian atas tarian Sri dan mengajaknya untuk pergi esok hari. Namun saat Sri sudah menunggu, Saputro tidak datang karena tugas mendadak.
Semakin lama hubungan Sri dan Saputro semakin dekat, bahkan paman, bibi, dan sepupunya mengatakan senang bahkan sudah sayang kepada Saputro. Menurut mereka Saputro adalah anak laki-laki yang baik, ramah, pintar, halus, dan sebagainya. Hal ini membuat Sri semakin tertarik kepada Saputro, ditambah lagi dengan sikap Saputro yang begitu memperhatikan Sri. Setiap kali ada kesempatan Saputro selalu menyempatkan waktunya untuk datang dan menemui Sri. Saputro sering kali menceritakan apa yang dialaminya saat tugas kepada Sri, begitu pula sebaliknya.
Dari telfon ataupun telegram yang menunjukkan kedekatan Saputro dan Sri. Saputro lalu medapatkan tugas untuk pergi ke luar negeri bersama enam orang temannya selama enam bulan. Selama kepergian Saputro, Sri merasa sangat kesepian. Sepulangnya Saputro, Ia pergi ke rumah Sri dan menginap disana. Saputro menemani Sri yang sendirian di rumahnya karena paman, bibi, dan sepupunya pergi. Sampai pada malam itu Sri dan Saputro bercintaan, hal ini membuat Sri semakin yakin dengan Saputro. Keesokan harinya Saputro memberikan Sri sebuah bungkusan kecil dan setelah dilihat isinya adalah gelang emas dan cincin tipis bermata berlian. Saputro mengatakan bahwa ini adalah emas kawin untuk pernikahan mereka.
Sri dan Saputro pun hendak mempersiapkan segala sesuatunya untuk pernikahan mereka. Sri sudah memilih bahan kebaya yang akan ia kenakan nanti. Saputro memberinya sejumlah uang untuk membeli perlengkapan lain. Menyiapkan surat-surat dan Saputro mengirimi surat kepada kakak Sri mengenai rencana pernikahan mereka. Saputro lalu melanjutkan tugasnya untuk terbang ke Malang. Tidak lama kemudian datang seorang laki-laki berseragam angkatan udara yang menyampaikan bahwa Saputro telah gugur.
Sri sangat terkejut dan sedih mendengar kabar ini. Pernikahan yang sudah di depan mata sirnah begitu saja ketika mendengar Saputro telah meninggal. Sri mencoba bangkit dari keterpurukannya sejak ditinggal Saputro. Carl teman Sri mencoba untuk menghibur Sri dan membuat Sri menjadi lebih kuat. Carl yang baik dan perhatian kepadanya membuatnya nyaman berada disamping Carl. Carl lalu melamar Sri, namun Sri menolaknya.
Sepuluh bulan kemudian Sri menikah dengan Charles Vincent, pria berkebangsaan Perancis yang bekerja sebagai diplomat ini menyebabkan Sri harus ikut berpindah-pindah tempat tinggal. Sri terpaksa melepasakan kewarganegaraan Indonesianya. Sri lalu tinggal di Kobe, Jepang. Ia menganggap Charles adalah sosok yang penuh dengan kelembutan, perhatian, dan kasih sayang. Namun semua itu berubah sejak mereka menikah, Charles selalu membentak dan berkata kasar kepada Sri.
Pernikahan mereka tidak lagi seharmonis dulu meskipun saat itu Sri sedang mengandung anak mereka. Pada musim dingin anak itu lahir. Carl pernah datang sesekali mengunjungi Sri saat ia berada di Jepang. Beberapa saat kemudian Charles, Sri dan anaknya terbang ke Saigon untuk pemberangkatan ke Perancis, Charles menggunakan pesawat terbang sedangkan Sri dan anaknya menggunakan kapal laut. Disana Sri merasa bebas karena berada jauh dari suaminya.
Di kapal itu Sri bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai macam negara. Ia bertemu dengan Tuan Haller seorang kebangsaan Jerman yang tampan, Nyonya Hench, Nyonya Beucler, dan juga para komandan kapal bernama Michel Dubanton. Tanpa disangka Sri merasa tertarik dengan Michel di kapal itu padahal saat itu ia belum mengetahui siapa namanya. Mereka hanya saling bertegur sapa saat pagi atau malam hari.
Tanpa sepengetahuan siapapun ternyata Michel juga memperhatikan sosok Sri sejak pertama kali mereka bertemu. Michel berusaha untuk mendekati Sri, namun ia merasa malu. Pada malam hari kapal akan mengadakan pesta menyamar, kebanyakan penumpang mempersiapkan kostum mereka untuk mengikuti lomba begitu juga dengan Sri. Sri mengikuti pesta menyamar dan ia diminta untuk menari di acaranya selanjutnya. Seusai acara dilanjutkan dengan dansa, Sri berdansa dengan beberapa orang sampai akhirnya ia berdansa dengan Michel.
Kedekatan mereka bertambah saat mereka bertemu di salon saat kapal sedang sepi dan Michel memberanikan diri untuk memulai pembicaraan kepada Sri. Mereka mulai banyak bercerita tentang kesukaan mereka, membicarakan buku-buku bacaan mereka, dan lain-lain. Michel lalu mengajak Sri ke kamarnya untuk mengambil buku. Michel yang merasa senang dengan sikap Sri yang halus, pandai menari dan tidak banyak bicara membuatnya semakin mengaguminya.
Michel sudah menikah dengan perempuan bernama Nicole yang lebih tua lima tahun darinya, namun sikapnya sangat tidak menyenangkan. Nicole yang cerewet, kasar, banyak memerintah, dan seperti anak-anak membuat Michel tidak lagi mencintai Nicole seperti dahulu. Meskipun mereka sudah mempunyai dua orang anak laki-laki, tidak membuat Michel mencintai Nicole. Michel sangat menginginkan anak perempuan, tetapi yang dilahirkan Nicole adalah anak laki-laki.
Beberapa hari kemudian Michel mengajak Sri ke kamarnya untuk mengambil buku yang lain, lalu dikunci pintu kamarnya. Ia meletakkan kuncinya, lalu ia menatap Sri, memeluknya, dan menciumnya. Sri tidak menolak dengan sikap Michel, lalu mereka bercintaan. Setibanya di Marseille Sri merasa sedih karena harus berpisah dengan Michel dan menemui suaminya Charles. Pertengahan musim gugur Sri kembali ke Kobe. Walaupun begitu Michel beberapa kali mengirimkan Sri surat, sampai pada surat ketiga ia mengatakan akan berlabuh di Kobe.
Sri lalu menemuinya secara diam-diam. Saat itu Michel menanyakan apakah Sri ingin menjadi istrinya, namun Sri hanya diam. Hubungan Sri dan Charles semakin tidak baik. Sri semakin sering memikirnkannya dan meyakinkan diri bahwa ia mencintai Michel. Michel dan Sri saling mengirimkan kartu bergambar dan tulisan berisikan kabar mereka. Sri mengabarkan bahwa ia akan pindah ke Paris. Mendengar hal itu Michel berusaha meminta tugas darat di Paris agar bisa sering bertemu dengan Sri.
Ditulis oleh : Prayogo Pangestu

Sinopsis Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah



Sinopsis Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sinopsis Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah
Saya share Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah karna novel ini dulunya tidak asing tapi sekarang sangat - sangat asing dikarnakan banyak novel - novel terbaru. Dan saya tidak ingin basa basi lagi silahkan baca dan cermati Sinopsis Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah dibawah ini.

Novel yang berjudul “Di bawah Lindungan Ka’bah” karya Hamka ini menceritakan tentang kisah cinta yang tak sampai antara Hamid dan Zainab, yang mereka bawa sampai liang lahat.

Awal cerita dimulai dari keberangkatan “Aku” ke Mekah guna memenuhi rukun Islam yang ke-5 yaitu menunaikan ibadah haji. Alangkah besar hati “Aku” ketika melihat Ka’bah dan Menara Masjidil Haram yang tujuh itu, yang mana sudah menjadi kenang-kenanganku. “Aku” menginap di rumah seorang syekh yang pekerjaan dan pencaariannya semata-mata memberi tumpangan bagi orang haji. Di sinilah “Aku” bertemu dan mendapat seorang sahabat yangmulia dan patut dicontoh yang bernama Hamid. Hidupnya amat sederhana,tiada lalai dari beribadat,tiada suka membuang-buang waktu kepada yang tiada berfaedah, lagi amat suka memperhatikan kehidupan orang-orang yang suci, ahli tasawuf yang tinggi. Bila “Aku” terlanjur membicarakan dunia dan hal ihwalnya, dengan amat halus dan tiada terasa pembicaraan itu telah dibelokkannya kepada kehalusan budi pekerti dan ketinggian kesopanan agama.

Baru dua bulan saja, pergaulan kami yang baik itu tiba-tiba telah terusik dengan kedatangan seorang teman baru dari Padang, yang rupanya mereka adalah teman lama. Ia bernama Saleh, menurut kabar ia hannya tinggal dua atau tiga hari di Mekah sebelum naik haji, ia akan pergi ke Madinah dulu dua tiga hari pula sebelum jemaah haji ke Arafah. Setelah itu ia akan meneruskan perjalanannya ke Mesir guna meneruskan studinya. Namun kedatangan sahabat baru itu, mengubah keadaan dan sifat-sifat Hamid.

Belakangan Hamid lebih banyak duduk termenung dan berdiam seorang diri, seakan-akan “Aku” dianggap tidak ada dan idak diperdulikannya lagi. Karena merasa tidak nyaman, maka “Aku” memberanikan diri mendekati dan bertanya kepadanya, kabar apakah gerangan yang dibawa sahabat baru itu sehingga membuatnya murung. Ia termenung kira-kira dua tiga menit,setelah itu ia memandangku dan berkata bahwa itu sebuah rahasia. Namun setelah dibujuk agak lama, barulah ia mau berbagi kedukaannya kepadaku. Dan ternyata rahasia yang ia katakan ialah tentang masa lalu dan kisah cintanya dimasa itu. Saleh mengabarkan kalau dia sudah menikah dengan Rosna yang kebetulan teman sekolahnya dan sahabat Zainab juga.

Suatu ketika Rosna bertandang ke rumah Zainab, yang mana Zainab itu adalah orang yang Hamid kasihi selama ini, namun ia tiada berani untuk memberitahukan perasaannya itu kepada Zainab,mengingat jasa-jasa orang tua Zainab kepada Hamid dan ibunya selama ini. Apalagi saat itu ibunya Zainab pernah meminta Hamid untuk membujuk Zainab supaya mau dinikahkan dengan kemenakan ayahnya. Padahal waktu itu Hamid berniat unuk memberi tahukan tentang perasaannya yang selama itu dia simpan kepada Zainab,namun niatnya itu diurungkannya.

Betapa terkejutnya Hamid ketika ia dimintai tolong untuk membujuk Zainab supaya mau dinikahkan dengan orang yang sama sekali belum ia kenal. Hamid gagal membujuk Zainab, karena Zainab menolak untuk dinikahkan. Hamid pulang dengan perasaan yang kacau balau, sejak saat itu Hamid memutuskan untuk merantau, sebelum pergi ia menulis surat untuk Zainab. Setelah itu mereka tiada berhubungan lagi, dan sampai sekarang pun ia masih menyimpan perasaanya itu. Dan kedatangan Saleh kemarin memberitahukan bahwa ternyata Zainab pun menyimpan perasaan yang sama, perasaan yang selama ini disimpan oleh Hamid. Saleh memberitahukan bahwa kesehatan Zainab memburuk dan ia ingin sekali tahu bagaimana kabar Hamid.

Setelah Zainab mendengar keberadaan Hamid di Mekah, Ia pun mengirim surat kepada Hamid sebagai balasan surat Hamid yang dulu. Seminggu setelah itu, Zainab pun menghembuskan nafasnya. Hamid tidak mengetahui kematian Zainab karena pada saat itu iapun sedang sakit, sehingga temannya tidak tega untuk memberitahukan kabar tersebut. Ketika Hamid sedang melaksanakan tawaf dan mencium hajar aswad ia berdoa dan menghembuskan nafas terakhirnya.

KUTIPAN

Salinan surat Zainab
Abangku hamid!

Baru sekarang adinda beroleh berita di mana Abang sekrang. Telah hampir dua tahun hilang saja dari mata,laksana seekor burung yang terlepas dsri sangkarnya sepeniggal yang empunya pergi. Kadang-kadang adinda sesali diri sendir, agaknya adinda telah bersalh besar, sehingga Kakanda pergi dengan tak memberi tahu lebjh dahulu.

Sayang sekali, pertanyaan Abang belumdapat adinda jawab dan Abang telah hilang sebelum mulutku sanggup nenyusunperkataan pnjawabnya. Kemudian itu Abang perintahkan adinda menurut perintah orang tua, tetapi adinda syak wasangsa melihat sikap Abang yang gugup ketika menjatuhkan perintah itu.

Wahai Abang …pertalian kita diikatkan oleh beberapa macam tanda tanya dan teka-teki, sebelum terjawab semuanya, kakanda pun pergi!

Adinda senantias tiada putus pengharaan, adinda tunggu kabar berita. Di balik tiap-tiap kalimat dari suratmu, Abang! … surat yang terkirim dari Medan, ketika Abang akan berlayar jauh, telah adinda periksa dan dinda selidiki; banyak sangat surat itu berisi bayangan, di balik yang tersurat ada yang tersirat. Adinda hendak membalas, tetapi ke tanah manakah surat itu hendak dinda kirimkan, Abang hilangtak tentu rimbanya!
Hanya pada bulan purnama di malam hari dinda bisikkan dan pesankan kerinduan adinda hendak bertemu. Tetapi bulan itu tak tetap datang; pada malam yang berikutnya dan seterusnya ia kian surut …
Hanya kepada angin petang yang berhembus di ranting-ranting kayu didekat rumahku, hanya kepadanya aku bisikkan menyuruh supaya ditolongnya memeliharakan Abangku yang berjalan jauh, entah di darat enah di laut, entah sengsara kehausan.
Hanya kepada surat Abang itu, surat yang hanya sekali itu dinda terima selam hidup, adinda tumpahkan air mata,karena hanya menumahkan air mata itulah kepandaian yang paling penghabisan bagi orang perempuan. Tetapi surat itu bisu, meskipun ia telah lapuk dalam lipatan dantelah layu karena kerap dibaca, rahasia itu idak juga dapt dibukanya.
Sekarang Abang, badan adinda sakit-sakit, ajal entah berlaku pagi hari, entah besok sore, gerak Allah siapa tahu. Besarlah pengharapan bertemu.
Dan jika Abang terlambat pulang, agaknya bekas tanah penggalian,bekas air penalakin dan jejak mejan yang dua, hanyayang akan Abang dapati. Adikmu yang tulus, Zainab
Do’a Hamid ketika tawaf
“Ya Rabbi, Ya Tuhanku, Yang Maha Pengasihdan Penyayang! Bahwasanya, di bawah lindungan Ka’bah, Rumah Engkau yang suci dan terpilih ini, sayamenadahkan tangan memohon karunia.

Kepada siapakah saya akan pergi memohon ampun, kalau bukan kepada Engkau, ya Tuhan!

Tidak ada seutas tali pun tmpat saya bergantung lain dripada tali Engkau; tidak ada satu pintu yang akan saa ketuk, lain daripada pintu Engkau.

Berilah kelapangan jalan buat saya, hendak pulang khadirat Engkau, saya hendak menuruti orang-orang yang bertali hidupnya denganhidaup saya.

“Ya Rabbi, Engkaulah Yang Mahakuasa, kepada Engkaulah kami sekalianakan kembali.”
Setelah itu suaranya tiada kedengaran lagi; di mukanya terbayang, suatu chaya yang jernih dan damai, cahaya keridaan illahi.

Di bawah bibirnya terbayang suatu senyumandan … sampailah waktunya. Lepas ia dari tanggapan dunia yang mahaberat ini, dengan keizinan Tuhannya. Di bawah lindungan Ka’bah!

ANALISIS INTRINSIK



1. Tema
Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka ini betemakan percintaan, seperti kebanyakan novel populer lainnya.
2. Tokoh
Aku
Hamid
Saleh
Pak Paiman
Engku Haji Ja’far
Mak Asiah
Zainab
Rosna
3. Latar/setting
Mekkah (1927)
Padang (masa anak-anak sampai remaja)
Padang Panjang
Madinah
4. Amanat
Pesan yang ingin disampaikan penulis dalam novel ini yaitu segala sesuatu membutuhkan pengorbanan. Kita sebagai manusia boleh berencana, berharap dan berusaha semaksimal mungkin, namun Allah jugalah yang menentukan semua itu.
5. Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu alur maju dan mundur.
6. Sudut pandang
Dalam menulis novel ini, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama dan orang ketiga.
7. Gaya penulisan
Dalam menulis novel Di Bawah Lindungan Ka’bah, Hamka menggunakan bahasa melayu.



Ditulis oleh : Prayogo Pangestu

Kamis, 14 November 2013

Sinopsis Ayah ku Bukan Pembohong


Sinopsis Ayah ku Bukan Pembohong
Pengarang: Tere Liye

Diceritakan tokoh Dam adalah seorang anak yang tumbuh dengan dongeng-dongeng tentang kesederhanaan hidup. Sejak kecil ia dihujani dongeng-dongeng yang melibatkan ayahnya. Mulai dari Suku Penguasa Angin–Lembah Bukhara–Kisah Si Nomor Sepuluh–Kisah Si Raja Tidur dan lain sebagainya. Namun ayah Dam melarang Dam untuk menceritakan dongeng-dongengnya kepada teman-temannya.

          Ayah Dam adalah lulusan master terbaik dari sekolah hukum terbaik di Eropa. Ketika muda dulu ia adalah seorang petualang. Dam menjadikan dongeng-dongeng ayahnya tersebut sebagai hadiah dan motivasi hidupnya.namun keraguan datang dan setiap Dam mempertanyakan kebenaran akan cerita ayahnya tersebut, ayahnya malah marah.

          Suatu ketika Dam menemukan beberapa buah buku usang yang bercerita ttg suku penguasa angin dan layang2 terbang yg bisa dikendarai serta certa ttg sebuah desa terpencil yang ditumbuhi pohon apel emas.Dam semakin menganggap bahwa cerita-cerita ayahnya itu bohong belaka.
Terlebih ketika Ibunya sakit hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, ayah Dam malah mengaitkannya dengan dongeng-dongeng aneh yang membuat Dam membenci ayahnya. Bahkan menyalahkan ayahnya atas kematiannya.

           Kebencian itu tak luntur juga walau Dam sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Terlebih harus seatap dengan ayahnya lagi. Dam benci ayahnya memberi dongeng-dongeng kepada anak-anaknya. Sebelum ayahnya meninggal, Dam sempat mengusir ayahnya hingga akhirnya ketika ayahnya meninggal, Dam mengetahui kebenaran ayahnya.


Ditulis oleh : Prayogo Pangestu

Sinopsis Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda?


Sinopsis Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda?
Karya Agnes Davonar (Penulis Novel SKUT)
3 September 2011 pukul 5:22

Bila semua teman-temanku bernyanyi, aku hanya bisa terdiam. Aku tidak pernah tau harus bagaimana mengatakan pada dunia bertapa aku sangat ingin seperti mereka, bisa mendengar dan bernyanyi layaknya kehidupan normal.
Sayangnya aku terlahir dengan keadaan tuli, lebih sadisnya terkadang mereka orang-orang yang tidak pernah mengerti perasaanku berkata kalau aku “ BUDEK” dan itu dituliskan di kertas untukkku tepat di meja belajarku di kelas.
Tapi aku tidak pernah merasa ingin membalas semuanya, karena aku sadar inilah hidupku dan inilah takdirku.
Dulu semasa kecil mungkin aku tidak pernah merasa beban ini begitu besar dalam hidupku, ketika menyadari aku beranjak remaja dan melihat aku berbeda diantara sahabat-sahabatku. Di depan mading sekolahku tertulis sebuah pengumuman pembentukan tim musik sekolah, aku ingin ikut dalam tim itu tapi sayangnya aku hanya bisa meratapi nasibku. Aku pun pulang untuk bertemu dengan ayah, aku terduduk dengan wajah penuh kesedihan,
Dalam duniaku, hanya ayah yang bisa mengerti apa yang aku katakan. Walaupun itu harus dengan bahasa tangan yang ia pelajari dengan susah payah.
Aku mengetuk pintu untuk memberi tanda aku ada di kamar untuk bicara dengan ayah, ia melihatku dan melempar senyum.
“ Angel, ayo masuk. Silakan duduk disini nak, ada apa? Bagaimana pelajaran kelas kamu hari ini?”
Aku tertunduk, lalu ayah mulai bisa membaca wajahku.
“ Apa yang terjadi nak, ceritakan pada ayah?”
“ Ayah mengapa aku berbeda dari teman-temanku?”
“ Dalam hal?” tanya ayah padaku,
Aku menangis dan usiaku saat itu hanya 12 tahun dan duduk di sekolah menengah pertama.
“ Aku tidak bisa bernyanyi, tidak bisa mendengar.. Mengapa ayah?”
Ayah melihatku sambil tersenyum,
“ Apakah kamu merasa bersedih karena itu?”
“ Ya, aku sangat bersedih.. Aku ingin seperti mereka.. Bisa bernyanyi dan mendengarkan indahnya musik..”
“ Mengapa kamu ingin menjadi seperti mereka?”
“ Karena aku ingin menjadi tim musik sekolah, aku ingin ayah..”
“ Kalau begitu lakukan..”
Aku terdiam tidak bisa membalas pertanyaan ayah kemudian ia bangkit dan mengajakku ke ruangan gudang di belakang rumahku, ia mulai membersihkan debu-debu di sebuah meja panjang yang tadinya kupikir adalah meja makan. Ternyata itu adalah piano klasik. Aku memperhatikanya dengan heran,
“ Ini adalah peninggalan ibumu sebelum ia meninggal setelah melahirkan kamu, ayah sudah tidak pernah mendengarkannya sejak kamu terlahir..”
“ Lalu..?” tanyaku.
“ kamu mungkin terlahir tanpa bisa mendengar dan bernyanyi. Tapi kamu terlahir dari rahim seorang ibu yang berjuang agar kamu ada di dunia ini dan ayah percaya, Tuhan memberikan kamu dalam kehidupan karena kamu memang layak untuk itu.”
“ Tapi aku cacat, tidak normal dan tidak akan pernah bisa mendengar musik? Bagaimana caranya aku bisa seperti teman-temanku.”
“ Sayang kamu memang tidak bisa mendengarkan musik, tapi kamu bisa memainkan musik?”
“ Bagaimana caranya?”
“ Ayah ada disini untuk kamu dan percayalah, musik itu akan terasa indah bila kamu merasakannya dari hati kamu. “
“ Walaupun aku tidak bisa mendengar..”
Ayah duduk dikursi dan menyuruhku memperhatikannya bermain piano, Ia menutup matanya lalu memainkan arunan toth piano itu.
“ Anakku, rasakanlah musik itu dalam hati dan kamu akan tau bertapa Tuhan sangat mencintai siapapun makluk yang ia ciptakan. Walaupun kamu terlahir dengan keadaan cacat dan tidak bisa mendengarkan suara musik itu dari telinga kamu.. Kamu bisa dengarkan lewatkan hati kamu..”
Ayah mengajakku untuk menyentuh setiap toth piano dan kami bermain bersama, aku memang tidak bisa merasakan apa suara music itu tapi aku bisa merasakan nada dari jari yang ketekan dan itu membuatku bersemangat untuk berlatih piano klasik, aku tau ibuku adalah seorang pemain piano sebelum ia meninggal saat melahirkanku. Aku pun berjuang untuk bermain musik dan perlahan aku mampu membuat sedikit alunan music yang indah. Semua itu kurasakan dalam hatiku, semua itu kurasakan dalam jiwaku.
Beberapa minggu kemudian, aku mulai berani mendaftar dalam tim musik sekolahku dan guruku menerimaku walaupun ia tau aku cacat tapi setelah aku mainkan piano dan ia terkesan. Aku tau semua orang melihatku dengan aneh, seorang teman bernama Agnes datang padaku.
“ Hai orang cacat, apa yang bisa kamu lakukan dengan telingamu yang tertutup kotoran?”
Yang lain tertawa dan menambah kalimat yang melukai hatiku,
“ Dia mungkin mau jadi badut diantara tim kita, biarkan saja..”
Ejekan itu berakhir saat guruku datang, mereka semua kembali ke posisi mereka masing dalam alat music yang mereka kuasai. Ibu guru pembimbing kelas musik bersikap hangat padaku, ia memperkenalkanku pada semuanya.
“ Anak-anak mulai hari ini Angel akan bergabung dalam tim kita, semoga kalian bisa berkerja sama dengan Angel ya..”
“ Ibu apa yang bisa lakukan untuk tim kita, dia kan budek?” ejek Agnes.
“ Agnes!! ibu tidak pernah mengajarkan kamu untuk menghina orang lain, jaga sikap kamu. Walaupun Angel cacat secara fisik ia juga memiliki perasaan, tolong kendalikan kata-kata kamu.”
Aku senang ibu membelaku tapi itu malah membuat semua membenciku, ibu mempersilakan aku memainkan piano, dengan gugup aku bisa bermain dengan baik. Tidak ada satupun tepuk tangan dari teman-temanku, hanya ibu guru seorang. Ketika kelas bubar aku mendekat pada ibu guru, aku menuliskan apa yang ingin aku katakan kepadanya, Ia membacanya.
“ Ibu , aku mundur saja dari tim, aku tidak mungkin bisa menjadi bagian dari mereka. Karena aku ini cacat. Mereka tidak akan menerimaku?”
“ Tidak sayang, jangan berkata demikian, kamu special, kamu berbakat, mereka hanya belum terbiasa, percayalah kalau kamu sudah sering bermain dengan mereka. Kamu akan diterima dengan suka cita. Jadi ibu tidak mau mendengarkan kalimat kamu ingin mundur..”
“ Tapi bu, aku takut bila membuat semua jadi kacau.”
“ Anakku, beberapa minggu lagi, sekolah ini akan merayakan hari ulang tahunnya, ibu percaya kamulah satu-satunya
Aku pulang ke rumah dan memberi kabar kalau aku diterima dalam tim musik sekolah, ayah begitu gembira menunggu saat-saat aku akan berada dipanggung, ia terus melatih permainan pianoku. Aku tidak pernah cerita bertapa aku sangat diremehkan oleh teman-teman se-timku yang hanya menganggap aku sampah yang tidak layak disamping mereka. Mereka sering memarahi aku dengan kata-kata kasar lalu mereka menghinaku sebagai gadis caca, hal itu terus terjadi disaat kami berlatih persiapan untuk panggung sekolah . Mereka tidak pernah peduli apa yang kumainkan bila benar, mereka selalu bilang salah. Padahal aku yakin aku benar-benar memainkan musik piano ini, sedihnya saat aku bertanya dimana letak kesalahanku yang mereka jawab lebih menyakitkan.
“ Kamu ini tuli dan budek, bagaimana bisa kamu tau alunan musik yang kamu mainkan itu benar atau salah? Kamu membuat aku muak dengan sikap kamu yang sok pintar dan mencari muka di depan bu guru.” Kata Agnes padaku.
Aku menangis mendengarkan kalimat itu, aku berlari pulang ke rumah dan satu-satunya kalimat yang kudengar hanya satu. “ Pergi kamu gadis cacat, jangan pernah kembali ke tim kami, kami tidak sudi menerima kamu dalam kelompok ini.”
Aku menangis hingga di depan rumahku dan ketika aku tiba di gerbang rumahku, sebuah mobil ambulan ada didepan rumahku dan membawa ayah. Aku mengejar perawat yang membawa ayah, ayahku tampak tertidur tanpa bicara, seorang tetanggaku berkata padaku.
“ Ayahmu terkena serangan jantung, kamu ikut tante saja. Kita pergi bersama-sama ke rumah sakit.”
Aku shock dan menangis! Bagaimana hidupku tanpa ayah? Sepanjang perjalanan aku terus menitihkan air mata. Ayah tidak sadarkan diri sejak sakit jantungnya kambuh, ia memang memiliki sakit jantung sejak menikah padahal usianya masih sangat muda. tiga hari lamanya aku menemani ayah yang tidak pernah sadarkan diri. Tiga hari pula aku tidak pernah ke sekolah, bu guru bertanya pada Agnes mengapa aku tidak masuk hari ini?”
“ Mungkin Angel merasa tidak sanggup lagi bergabung dengan tim kita, dia itu bodoh bu! Selalu melakukan kesalahan dan dia pergi begitu saja saat latihan dan tidak pernah kembali hingga saat ini.”
Ibu guru mencoba pergi ke rumahku, tapi tidak ada seorang pun orang dirumahku. Aku tau beberapa hari lagi perayaaan musik di sekolahku akan dimulai. Mungkin memang sudah menjadi garis tangan hidupku, aku tidak boleh menjadi tim sekolah. Padahal aku sudah berjuang maksimal berlatih piano di rumah. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menjaga ayahku karena ia lebih penting dalam hidupku, ia satu-satunya sahabatku yang bisa mengerti keadaan ku setelah ibu meninggal dunia.
Ya Tuhan jangan ambil ayahku, doaku setiap saat kepadanya
Seminggu kemudian,
Ayah tersadar dan melihat aku disampingnya. Ia tidak bisa bicara banyak, selain bertanya mengapa aku disini, mengapa aku tidak berlatih bersama tim musik disekolahku, aku berpura-pura berkata padanya kalau mereka memberikan aku izin menjaga ayah. Ayah marah padaku, ia bilang aku harus segera latihan dan ia ingin aku tampil disana.
“ Jangan pedulikan ayah saat ini, yang penting kamu harus bisa buktikan kepada semua orang kalau kamu bisa bermain musik dan tunjukkan kepada mereka kamu gadis yang sempurna ”
Aku tau itu berat, tapi aku tidak ingin ayah bersedih mendengar penolakkan sahabatku di sekolah, ia berjanji padaku akan lekas sembuh asal aku terus bersemangat latihan musik. Akhirnya aku pun pergi ke sekolah kembali dan masuk ke kelas musik. Ibu guru menyambutku dengan baik, dan langsung memintaku berlatih. Setelah ia pergi, Agnes dan kawan-kawan mendekatiku, mereka mendorongku hingga terjatuh.
“ Kamu itu makluk Tuhan paling menjijikan, jangan membuat tim kami malu dengan kehadiran kamu di tim music kami. tidak punya malu, padahal kami sudah mengusirmu..”
Aku terdiam, seorang teman mengatakan pada Agnes,
“ Percuma dia tuli, dia ga akan mendengarkan apa yang kita bicarakan.”
Agnes marah merasa aku tidak mendengarkan semua kemarahannya, Ia bersama teman-teman mendorongku hingga keluar ruangan, aku mengetuk pintu dan ketika tanganku berusaha membuka pintu, mereka menjepit tanganku tanpa ampun, aku berteriak kesakitan dan mereka tidak peduli
“ Astaga dia bisa menjerit juga ya.. kirain dia itu bisu, bisa teriak juga hahaha “ ledek mereka.
Mereka menyiksaku dan aku tidak berdaya. Tanganku terasa mati rasa, mungkin jariku patah. Aku meminta tetanggaku untuk membalut luka ini dan ia sangat terkejut dengan keadaanku. Aku berkata padanya aku terjatuh di jalan. Tapi aku tidak akan pernah menyerah untuk menjadi tim musik kelasku. Hingga hari itu tiba, dengan luka balut tanganku aku muncul di sekolah. Sebelumnya aku mengatakan pada ayah .
“ Ayah hari ini aku akan bermain musik dihadapan semua orang, ayah harus mendengarkan ya. “
“ Anakku, ayah pasti mendengarkan. Maaf saat ini ayah sedang sakit, ini adalah hari istemewamu. Tapi ayah sudah pikirkan bagaimana caranya. Ambil telepon genggam ayah dan biarkan itu menyala saat kamu mainkan.”
“ Baik ayah.” Aku menuruti ide cermerlang ayah.
Saat aku keluar ruangan, dokter mengatakan hal kecil disamping ayah “ Jantung anda melemah, anda harus terus berpikir positif sehingga cepat sembuh”
“ Anak saya akan manggung hari ini, itu membuat saya cemas”
“ Percayalah , anak anda adalah gadis luar biasa..”
Aku menangis menuju sekolahku, Saat aku tiba di sekolah, Agnes dan kawan-kawan melihatku dengan jijik. Sepertinya mereka tidak mau aku di panggung, mereka manarik bajuku dan menamparku di belakang panggung.
“ Pergi cepat, jangan pernah ada disini, kami akan tampil tanpa kamu. Cepat pergi? Sebelum ibu guru datang”
Tidak, aku tidak akan menyerah walaupun mereka menyiksaku. Aku sudah berjanji pada ayah untuk bermain musik di acara sekolah. Karena mereka mendapatkan aku tidak menyerah, akhirnya mereka mengancam tidak akan tampil dan memaksa aku tampil seorang diri, mereka ingin membuatku malu.
“ Baiklah, kami tidak akan tampil. Dan silakan kamu tampil sendirian, jadilah badut diatas panggung..”
Aku tidak mampu berbuat apa-apa ketika mereka mengikat rambutku layaknya orang bodoh, memoles mukaku dengan cat warna merah menyerupai badut sirkus. Aku tidak peduli, aku hanya ingin ayah bahagia dan menepati janji kepada ayah untuk tampil dalam panggung itu. Setelah puas mendandaniku seperti badut mereka pergi mendorong aku diatas panggung saat ibu guru yang bertugas menjadi pembaca acara memanggil tim kami dan aku muncul sendirian, mereka semua berlarian mengumpat.
“ DImana yang lain?” tanya ibu guru,
Aku terdiam, semua orang yang ada di bangku penonton menertawakan aku, mereka melihat badut yang sedang berada diatas panggung, aku sungguh tidak bisa berbuat-apa ap.
“ Astaga apa yang terjadi padamu dan yang lain pergi kemana? Kita tidak akan bisa menjalankan acara music ini.”

Aku mengambil kertas dan menuliskannya
“ Bu, izinkanlah aku bermain piano ini, aku sudah berjanji pada ayah untuk bermain piano , ia sedang terbaring lemas di rumah sakit, jantungnya melemah hari ini, aku takut ia akan semakin buruk bila tau aku gagal bermain bersama tim musik di sekolah”
Ibu menatapku, ia sadar bertapa aku sangat sulit.
“ Baiklah mainkanlah piano ini, tunjukkan pada dunia kalau kamu adalah orang special dengan musikmu”
“ Terima kasih bu.”
Ibu guru memberikan kata-kata sambutan kepada penonton yang terus tertawa karena melihat badut sepertiku, tapi aku tidak peduli. Dengan keunggulan 3g, aku mengadakan video call dan ayah tersenyum padaku memberikan semangat, keletakkan telepon itu diatas meja piano.
“Tuhan bimbing aku agar semua berjalan dengan baik. Dan dengarkanlah musik ini..”
Setiap denting musik mulai memecahkan semua tawa yang awalnya menghujatku, menghinaku, arunan musik ini membawa perjalanan kisahku untuk berjuang menunjukkan pada dunia, aku memang terlahir cacat, aku tidak pernah tau apa artinya musik, tidak tau bagaimana suara burung, suara ayah bahkan tragisnya aku tidak pernah tau suara yang keluar dari mulutku sendiri.
Tapi aku percaya, aku tercipta bukan tanpa tujuan dalam dunia ini. ketika lagu itu usai kumainkan, semua berdiri dan memberikan tepuk tangan, aku menangis. ibu guru memelukku, aku ingin ibu menyampaikan pesanku kepada penonton.
“ Terima kasih, memberikan aku kesempatan untuk berada ditempat ini. Kini aku tau mengapa aku berbeda, karena Tuhan mencintaiku. Aku tidak akan marah pada Agnes dan teman-teman, aku bersyukur karena mereka mengajarkan aku tentang ketekunan dan ikhlas. Termasuk ayah, yang selalu bilang padaku “ kita tidak perlu merasa sedih dengan keadaan kita, bagaimanapun bentuknya. Karena Tuhan memberikan kita nafas kehidupan dengan tujuan hidup masing-masing”
Ya aku percaya itu.


Ditulis oleh : Prayogo Pangestu

Kunci Gitar Hello - Di Antara Bintang

Kunci Gitar Hello - Di Antara Bintang

Chord Gitar dan Lirik Lagu Hello Di Antara Bintang :

Intro : C G Am Em F   G

 C           G                    Am       Em
maafkan aku yang selalu menyakitimu
 F                  C           Dm          G
mengecewakanmu dan meragukanmu
 C           G                   Am       Em
tersadar aku bila kamu yang terbaik
 F                  C           Dm          G
terima aku, mencintaiku apa adanya


reff:
 C               G                 Am                       Em
di antara beribu bintang hanya kaulah yang paling terang
 F               C                  Dm               G
di antara beribu cinta pilihanku hanya kau sayang
 C               G                 Am                       Em
takkan ada selain kamu dalam segala keadaanku
 F                      C                  Dm               G     C G
cuma kamu ya hanya kamu yang selalu ada untukku



 C           G                    Am       Em
maafkan aku yang selalu menyakitimu
 F                  C           Dm          G
mengecewakanmu dan meragukanmu
 C           G                   Am       Em
tersadar aku bila kamu yang terbaik
 F                  C           Dm          G
terima aku, mencintaiku apa adanya

 C               G                 Am                       Em
di antara beribu bintang hanya kaulah yang paling terang
 F               C                  Dm               G
di antara beribu cinta pilihanku hanya kau sayang
 C               G                 Am                       Em
takkan ada selain kamu dalam segala keadaanku
 F                      C                  Dm               C G F
cuma kamu ya hanya kamu yang selalu ada untukku


Melody : F G C Am F   G


 C               G                 Am                       Em
(di antara beribu bintang hanya kaulah yang paling terang
 F               C                  Dm               G
di antara beribu cinta pilihanku hanya kau sayang)
 C               G                 Am                       Em
takkan ada selain kamu dalam segala keadaanku
 F                      C                  Dm               G     C G
cuma kamu ya hanya kamu yang selalu ada untukku

 C               G                 Am                       Em
(di antara beribu bintang hanya kaulah yang paling terang)
 F                         C                  Dm               G       C
ya cuma kamu dan hanya kamu yang selalu ada untukku
 Dm            G          C
dan paling mengerti aku


Ditulis oleh : Prayogo Pangestu