Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 27 Desember 2013

SINOPSIS NOVEL REMAJA "BIDADARI SO WHAT"



SINOPSIS NOVEL REMAJA "BIDADARI SO WHAT"
TUGAS BAHASA INDONESIA : MEMBUAT SINOPSIS NOVEL
Judul Buku   : Bidadari So What
Penulis   : Muharram R
Jumlah halaman   : 195
Penerbit   : Puspa Swara, Anggota Ikapi
Cetakan ke-   : 1, tahun  2006
Hasil sinopsis :

"BIDADARI SO WHAT"

Ada seorang laki-laki bernama Albin. Dia adalah laki-laki super pendiam. Ibarat kata, kehadirannya hanya untuk memenuhi kelas. Nama lengkapnya adalah Albin Febianto. Sebenarnya, Albin juga suka melawak, tapi cuma dibicarakan dalam hati. Yang mendengar hanya dia sendiri sama Tuhan. Albin lumayan tinggi, tidak gendut, tetapi berisi. Dia dia paling suka main basket.

Tiap pagi, Albin berangkat sekolah menyusuri jalan Aksan. Jalan yang dilewati mobil Andera. Perempuan cantik dengan otak cemerlang dan tentunya sikap yang terpuji. Andrea tergabung dalam geng “So What”, yang anggotanya, “nyaris” perempuan semua, karena ada seorang laki-laki yang bertingkah laku seperti wanita (bernama Jenong). Geng “So What” terdiri dari 4 anggota, yaitu, Pia, Adek, Jenong, dan Andrea.
Andrea adalah kakak kelas yang diperhatikan oleh Albin semenjak Albin masuk ke sekolahnya. Perempuan kelas 3 IPA 4. Untuknya, satu kata yang ingin Albin ucapkan untuk Andrea, yaitu... SEMPURNA !

Albin sangat memuja Andrea, dia begitu terobsesi. Hingga merasa GR (Gede Rasa) sekali waktu Andrea menanyakan bedaknya. Dari kejadian ini, si Albin menjadi berubah. Albin meninggalkan gelarnya sebagai laki-laki paling pendiam. Dia berubah menjadi hiperaktif, ceria terus.

Ada tetangga Albin yang menyukai Albin. Namanya adalah Mae-mae. Tapi sayangnya, Albin tidak menyukai Mae-mae. Dia hanya mencintai Andrea. Dan yang mencintai Mae-mae malah Ildira, kakaknya Albin. Hampir setiap hari, Mae-mae datang ke rumah Albin. Tujuannya adalah untuk “PDKT” (pendekatan) dengan Albin. Tetapi,  Albin tidak pernah peduli.

Waktu istirahat, Albin dan dua temannya pergi ke kantin. Saat itu juga, geng So What ada di kantin. Mereka sedang mencari tempat duduk. Kemudian, Andrea dan pasukannya minta ijin duduk di meja Albin. Dan mereka duduk di meja Albin. Secara tiba-tiba, jantung Albin berdegup kencang.

Setelah selesai makan, Albin bangkit dan pergi menuju kelasnya. Ketika Albin melangkah pergi, terdengar suara jeritan kecil dari Andrea. Saat Albin menoleh, Pia, Adek, Jenong, dan Andrea tertawa. Sejak saat itu, Albin menjadi penasaran.

Sore hari, Mae-mae main ke rumah Albin sampai malam. Terus dia minta Albin untuk mengantarkan pulang. Akhirnya Albin pergi mengantar Mae-mae menyusuri gang yang gelap. Mereka kemudian menyeberang jalan, dan masuk ke gang lain. Sejak dari sanalah, Mae-mae mulai aktif berinteraksi. Dia terus mendekati Albin. Saat mereka sampai di sungai, untunglah masih ada perahu, walaupun perahu terakhir. Kemudian mereka sampai di depan rumah Mae-mae, lalu Mae-mae mengucapkan terima kasih. Kemudian Albin segera pulang.

Hari ulang tahun Sherly, teman sekelas Albin. Albin ikut traktir nonton film di bioskop. Ada empat bangku kosong di samping. Kemudian empat bangku kosong tersebut diduduki oleh geng So What. Andrea di samping Albin. Tiba-tiba keadaan bioskop menjadi gelap gulita karena menyesuaikan adegan dalam film. Albin memandang Andrea dalam kegelapan. Begitu juga Andrea. Saat lampu menyala, Albin dan Andrea sama-sama salah tingkah. Albin jadi tambah penasaran.

Sejak Albin ketemu Pia waktu pulang sekolah, dan Pia bertingkah laku aneh kepada Albin, Albin merasa Pia gemas padanya. Begitupun Adek dan Jenong. Karena pada waktu yang berbeda Adek dan Jenong juga bertingkah laku aneh padanya.

Saat Albin pulang sekolah, Mae-Mae sudah siap di rumah Albin bersama Ibunya Albin, sambil lihat-lihat majalah. Albin memberi salam kepada Ibunya sambil membuka sepatu dan masuk ke dalam rumah. Mae-Mae langsung mendongak, berhenti dari membaca majalah dan membalas salam Albin. Kemudian Mae-Mae menyimpulkan senyuman tipis dari bibirnya. Albin hanya nyengir dan berlalu masuk ke dalam. Albin semakin yakin kalau Mae-Mae menyukainya.

Istirahat ke dua di hari Selasa. Albin menunggu-nunggu. Bukan karena pelajaran matematikanya akan berakhir. Lebih karena kelas 3 IPA 4 baru saja beres olahraga. Albin mengajak beberapa temannya untuk menghadiri keramaian kantin, dan beberapa ada yang mau. Albin bertiga ke sana bersama Ucok dan Butet. Albin sudah hampir sampai di ujung koridor, tinggal menuruni tiga anak tangga maka sampailah di lingkungan kantin. Ketika itulah, perasaan Albin mengatakan bahwa Albin harus menoleh. Berbaliklah Albin ke belakang. Ternyata geng So What ada di belakangnya. Mereka ada di belakang Albin. Saat Albin membalikkan badan, keempat personel So What sedang menatap ke arahnya. Kemudian keempatnya salah tingkah, dan langsung menatap langit-langit. Dan Albin baru merasakan mereka cekikikan ketika dia membalikkan badan lagi ke depan. Albin, Ucok, dan Butet berhasil memesan bakso tahu yang konternya ada di pojok. Mereka langsung duduk di kursi khusus di konter itu. Dari tempat duduk, Albin masih bisa melihat gadis itu duduk bersama gengnya. Dia tengah tertawa-tawa bersama So What. Membicarakan sesuatu.

Pagi yang dingin di suatu hari. Albin berjalan di jalan Aksan, dan tak menemukan Honda Civic pink lewat mendahuluinya. Namun begitu Albin sampai dibelokan terakhir, dengan jelas dilihatnya mobil itu telah terparkir rapi di belakang Kia Visto. Andrea hadir hari ini, dan Albin tak sabar lagi untuk melihatnya. Ada banyak moment-moment dimana Albin akhirnya bisa melihat Andrea sedang berada di ujung sana. Sampai Albin bangkit untuk masuk ke dalam kelas karena guru yang akan mengajar dikelasnya sedang berjalan ke arahnya. Pelajaran terakhir ditutup dengan tugas menyebalkan bagi Albin berupa resensi novel. Albin beruntung, karena per kelompok, jadi tidak kerja sendiri. Dan lebih berutung lagi, Albin sekelompok dengan orang-orang yang santapan sehari-harinya adalah berlembar-lembar cerita fiksi. Sesampainya di luar, Albin membuang tasnya di atas lantai dan gabung main basket sama yang lain. Hingga suatu kali, bola yang dilempar malah menggelinding keluar lapangan. Dan karena Albin yang paling dekat untuk mengambilnya, dia berlari sambil terengah mengejar bola itu. Bola itu malah menghantam Jenong, Albin mengambil bola yang kembali ke lapangan karena memantul di tembok, kemudian melemparkannya ke tengah. Albin nggak gabung bersama mereka lagi. Dia menghampiri Jenong sekadar untuk meminta maaf, atau mengobrol sebentar, atau juga untuk melepas lelah.

Senin terasa ramai. Albin mulai berkicau. Dia berani mengekspresikan dirinya yang tadinya pendiam menjadi cerewet dengan lawakannya. Sampai membuat seisi kelas tertawa karena kicauannya. Saat Albin sedang berkicau, tiba-tiba ada suara salah seorang temannya yang mengatakan bahwa si Albin lagi jatuh cinta sama si Jenong. Semua cowok mengejek Albin, khususnya cowok yang Kamis kemarin main basket dengannya. Albin mencoba mengembalikan lagi derajat dirinya dengan menjelaskan bahwa si Jenong cuma batu loncatan. Saat seisi kelas menertawakan Albin, tiba-tiba ada seseorang yang berbisik kepada Albin kalau Andrea, yang Albin incar. Albin menoleh dan mendapati Cika yang berbisik barusan. Albinpun menjawab dengan leluconnya, sampai Cika mencubit lengannya sebentar, kemudian melanjutkan lagi nyalinnya. Ternyata Cika itu kenal sama Andrea dan dia juga punya nomor teleponnya. Dia kenal Andrea di BSM waktu Dian Sastro ke Bandung. Ban mobil Andrea kempes, terus temen Cika yang laki-laki membantu memperbaiki. Sejak itu,  mereka jadi sering bertelepon. Susunan parkir mobil mereka juga selalu berurutan. Andrea selalu ada di belakang mobil Cika.

Albin berkata dengan senang membuka obrolan di atas perahu ketika mengantarkan Mae-Mae pulang. Albin berkata bahwa dia sedang jatuh cinta. Mae-Mae tiba-tiba tersipu, dia langsung membelakangi Albin dengan malu-malu. Albin melihat wajahnya memerah. Albin menanyakannya sambil menarik bahunya agar berbalik. Tiba- tiba Mae-Mae menjauh, berjalan malu-malu. Albin menghampirinya kemudian mereka membicarakan tentang keluarga Mae-Mae. Dan setelah itu, Albin tak menyinggung kisah cintanya lagi.

Sekarang udah hari Selasa lagi. Waktunya bertemu bintang hati yang kini tengah mengikuti pelajaran olahraga di lapangan bagi Albin. Beruntung sekali dia, tak ada guru di jam pelajaran ke-5 dan 6. Dan ini membuatnya dapat dengan bebas memandang Andrea dari depan kelas. Albin tahu kalau BP ngasih tugas buat ngisi waktu yang kosong. Tapi dia males. Lagipula banyak temen-temennya yang milih duduk-duduk di depan kelas sambil ngobrol. Dan dia nggak bisa main basket karena lapangannya dipakai. Tidak apalah, lagi pula yang memakai juga kelas 3 IPA 4, jadinya Albin bisa ,melihat Andrea lebih dekat lagi. Dari yang Albin lihat, guru olahraga juga tidak ada. Jadi siswa-siswa di lapangan masih pada ngobrol atau main-main sama yang lain. Tapi yang kini Albin perhatikan hanya Andrea. Dia lagi sama So What, duduk melingkar dan mengobrol. Entah matanya Albin yang salah lihat atau perasaannya saja, atau bener terjadi, kelihatannya So What lagi ngomongin dia. Mereka sekali-sekali ngelirik Albin bareng sampai Albin harus menoleh kemana dulu karena dia sendiri lagi memperhatikan Andrea. Si Jenong sambil tersipu, melirik ke arahnya, terus dia bisik-bisikan. Adek juga sama. Dengan bahu yang bergetar, Adek tengah mencoba curi-curi pandang padanya. Hanya Andrea saja yang kelihatannya jarang ngelihatin Albin. Tapi sekalinya noleh ke arahnya, Albin lihat, Andrea selalu tersenyum! Waduh, ada apa sih dengan So What akhir-akhir ini? Kenapa mereka kelihatannya sering ngomongin Albin? Apa mereka udah tahu kalau dia suka memperhatikan mereka. Jangan-jangan iya nih! Wah, gawat… bisa malu Albin! Gimana ini…? Albin bangkit dan masuk ke kelas. Ngecek dulu, bener nggak sih yang dari tadi mereka lihatin tuh Albin? Bisa aja kan yang mereka omongin tuh cowok-cowok di sebelahnya. Albin nggak mau kepedean nyangkain anak-anak So What ngomongin dia. Makanya, sesampainya di kelas dia langsung sembunyi di balik pintu. Dan dari celah engsel yang panjang, Albin mencoba mengintip apa yang terjadi pada mereka sekarang. Mereka kepanikan! Mereka nyari-nyari ke arah kelas. Celingukan sambil memicingkan mata dan meneduhkan pandangan menggunakan pinggir tangan. Benarkah mereka mencari Albin? Mereka nyariin Albin! Nggak nyangka! Albin yakin itu. Dugaannya tak salah. Jadi Albin tak bisa disebut kepedean lagi sekarang. Mereka kecewa waktu ngelihatnya masuk. Tapi apa bener sih? Ah, butuh dites lagi nih! Albin berjalan keluar ke arah anak-anak yang nongkrong. Sambil ngelirik, dia lihat mereka kembali bersorak. Dan dia langsung balik lagi ke dalam kelas. Kembali menyinggahi celah engsel sambil melihat So What duduk di lapangan. Mereka kecewa lagi. Ya ampun… kenapa sih? Ternyata bener, yang mereka perhatiin dari tadi tuh Albin. Dan yang dia heranin, KENAPA DIA BISA DIPERHATIIN SAMA MEREKA?

Albin memenuhi pirmintaan Cika yang ingin bicara dengannya empat mata di kantin. Namun melihat keadaan kantin, sepertinya pertemuan ini mesti berubah nama menjadi ‘Pertemuan empat mata diiringi ribuan mata yang tak ikut campur’. Artinya pertemuan dua orang ini dihadiri banyak orang di sekitar. Cika memulai pembicaraan ketika Albin menyedot pop ice lecinya. Dia bilang kalau Albin berubah. Cika punya satu informasi buat Albin. Informasi rahasia. Informasi dari Andrea. Cika menambahkan lagi supaya jangan bilang sama siapa-siapa. Ternyata, satu di antara anak-anak So What, ada yang suka sama Albin. Kata Cika, semalem Andrea nelpon. Katanya, orang yang ngecengin Albin tuh, udah nggak sabar pengen Albin tahu kalau ‘dia’ ngecengin Albin. Tapi ‘dia’ nggak mau Albin tahu siapa dia sekarang. Katanya, ‘dia’ pengen Albin cari tahu sendiri… Cika nggak akan bantu. Albin harus cari tahu sendiri. Albin melamun memikirkan possibility orang yang sayang sama dia sekarang.

Setelah Albin cari tahu informasi tentang Pia dan Adek, ternyata mereka sudah punya kekasih sendiri-sendiri. Tinggal Jenong satu-satunya yang berpeluang besar suka sama Albin.

Jadi, suatu hari Albin akan menolak Jenong dengan halus. Saat Albin mau mengutarakan maksudnya, tiba-tiba HP Jenong berdering. Jenong berbicara dengan orang yang meneleponnya. Sampai akhirnya Jenong pingsan. Ternyata, Jenong pingsan karena kekasihnya masuk rumah sakit. Rian, kekasih Jenong dipukuli sampai babak belur oleh preman-preman hingga akhirnya masuk rumah sakit. Ternyata Jenong sudah mempunyai kekasih. Dugaan Albin yang terakhir adalah, Andrea yang menyukai Albin.

Suatu hari, Albin berangkat sekolah seperti biasa. Sampai depan kelasnya, Albin mendengar dua orang sedang berbicara. Ternyata, mereka adalah Andrea dan Cika. Andrea sedang berkata kepada Cika bahwa dia sudah tidak tahan lagi ingin bertemu Albin dan ingin Albin tahu perasaannya selama ini. Albin yang berada di luar kelas, mendengar semua pembicaraan Andrea dan Cika. Dan betapa senangnya hati Albin, ternyata benar, Andrea yang selama ini menyukainya.

Saat Andrea dan Cika keluar kelas, mereka kaget dan gugup karena melihat Albin. Terutama Andrea. Setelah kejadian itu, Albin mulai sibuk mencari cara untuk mengungkapkan perasaannya pada Andrea.

Hari pada saat Albin akan mengungkapkan perasaannya pada Andrea, Albin malah dilabrak oleh Andrie dan kawan-kawan. Andrie adalah mantan kekasih Andrea. Dia masih mencintai Andrea. Padahal Andrea sudah tidak mencintainya. Tetapi, pada saat itu juga, Andrea dan pasukannya datang dan membela Albin.

Sore harinya, waktu Albin mau nembak Andrea, Albin malah nggak jadi nembak Andrea. Padahal, Andrea sangat mengharapkannya. Alasan Albin, orang-orang akan bicara macam-macam jika dia jalan sama Andrea. Andea itu kan, bisa dibilang mendekati sempurna! Bidadari sekolah! Masa jalan sama Albin! Anak kelas satu!

Wajah Andrea langsung pucat. Betapa hancur hatinya. Tetapi ia langsung berkata bahwa Albin itu harus bertanggungjawab karena selama ini Albin telah mencuri hatinya sampai dia selalu teringat pada Albin.

Setelah mendengar semua yang dikatakan Andrea, Albin berlutut di depan Andrea, mengutarakan isi hatinya pada Andrea dan meminta Andrea untuk menjadi pacarnya sambil memberikan sapu tangan bertuliskan Albindrea. Betapa senangnya Andrea! Dia pun menerima Albin menjadi pacarnya.

Beberapa hari setelah mereka jadian, Albin dikroyok dan dipukuli oleh Andrie dan kawan-kawan sampai babak belur dan tak sadarkan diri. Saat Albin sadar, dia berada di rumah sakit dan di sampingnya ada Andrea yang selalu menjaganya. Albin merasa paling bahagia walaupun tubuhnya terasa sakit.

Keluarga Albin dan Mae-Mae datang untuk menjenguk Albin. Mae-Mae cemburu melihat Albin dan Andrea. Andrea tahu betul keadaan saat itu. Dia pun pergi meninggalkan Albin dan Mae-Mae. Albin menjelaskan semuanya pada Mae-Mae, bahwa Andrea adalah pacar Albin, Mae-Mae harus bisa melupakan Albin dan membuka hati untuk Ildira, kakaknya Albin yang sangat mencintainya. Akhirnya Mae-Mae mau menuruti perkataan Albin. Saat Ildira nembak Mae-Mae, Mae-Mae menerimanya. Hari ulang tahun Mae-Mae, Mae-Mae mengundang keluarga Albin dan Andrea. Mereka diajak nonton film di bioskop oleh Mae-Mae. Albin duduk berdampingan dengan Andrea. Andrea suka dengan filmnya, jadi dia fokus nonton. Tapi, Albin, dia kurang suka dengan filmnya. Albin membuka diary Andrea yang ada di HP. Ternyata, apa yang dirasakan Albin selama ini, Andrea juga merasakannya. 
Ditulis oleh : Prayogo Pangestu

Sinopsis Novel Perahu Kertas



Sinopsis Novel Perahu Kertas
Penulis: Dee (Dewi Lestari)
Penerbit: Bentang Pustaka/Truedee
Terbit Pertama Kali: 2010
Jumlah Halaman: 444
Novel Perahu Kertas dimulai dengan kisah seorang anak muda bernama Keenan. Ia seorang remaja yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas-nya di Belanda, tepatnya di Amsterdam. Keenan menetap di Negara tersebut selama hampir 6 tahun lamanya, bersama sang nenek. Keenan terlahir dengan cita-cita menjadi pelukis. Namun, ia dipaksa untuk kembali ke Indonesia oleh sang Ayah. Keluarganya tidak mendukung Keenan menjadi seorang pelukis. Ia pada akhirnya memulai perkuliahan di salah satu Universitas di Bandung. Ia mengalah dan memutuskan untuk belajar di Fakultas Ekonomi.

Tokoh sentral lainnya adalah wanita bertubuh mungil bernama Kugy. Ia digambarkan dengan kepribadian yang riang dan ceria. Berbeda dengan Keenan yang cenderung dingin dan kaku. Kugy juga merupakan sosok yang eksentrik pun nyentrik. Ia akan sangat mudah dikenali jika ada di dalam kerumunan. Kugy menggilai dongeng dan kisah klasik. Sedari kecil ia bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng. Ia memiliki sejumlah koleksi buku dongeng, ingin penjadi seorang perancang dongen pun juru dongeng. Namun di tengah impiannya yang menggebu, kenyataan memaksanya sadar bahwa penulis dongen bukan profesi yang banyak menghasilkan materi. Kugy dipaksa untuk menyimpan mimpinya demi sebuah rasionalitas pun realisme. Meski demikian, tokoh Kugy ini tidak patah arang. Ia mencintai dunia tulis-menulis. Hal ini yang membuat ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra di salah satu Universitas di Bandung. Tempat kuliah yang sama dengan tokoh lainnya, Keenan.

Pertemuan antara kedua tokoh ini tak terlepas dari tokoh lain yakni Noni dan Eko. Noni tokoh pendukung cerita yang merupakan sahabat dekat Kugy. Sementara itu, Eko adalah sepupu Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan adalah momen dimana Eko dan Noni menjemput Keenan yang baru tiba di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Kugy pun Keenan menjalin persahabatan bersama Eko dan Noni. Diam-diam, mereka saling mengagumi. Kugy yang senang bercerita lewat dongeng merasa takjub bertemu dengan Keenan, seseorang yang mampu bercerita lewat gambar. Mereka diam-diam jatuh cinta dalam diam. Namun, kondisi menuntut mereka untuk terus diam dan menebak. “Diam”-nya mereka terhadap perasaan masing-masing semakin menjadi dikarenakan Kugy telah memiliki pacar bernama Ojos atau Joshua. Sementara itu, Keenan yang belum memiliki pasangan, hendak dijodohkan dengan tokoh bernama Wanda. Wanda sendiri adalah seorang Kurator. Hal ini yang membuat Eko juga Noni bersemangat mendekatkannya dengan Keenan yang jago melukis.

Persahabatan Kugy, Keenan, Eko dan Noni berjalan apa adanya. Namun lambat laun mereka renggang. Kugy sibuk dengan muridnya di sekolah darurat. Ia menjadi salah satu guru relawan. Ia mengajar dengan cara mendongeng. Anak-anak yang semula usil pada Kugy, berbalik suka berkat dongeng petualangan berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Dongeng tersebut dituliskan Kugy dalam sebuah buku. Di waktu mendatang, buku dongeng tersebut ia berikan pada Keenan.

Lain lagi dengan Keenan, ia juga sibuk dengan kehidupannya termasuk kedekatannya dengan Wanda. Pada mulanya, hubungan mereka baik-baik saja. Namun, beberapa waktu hubungan tersebut menjadi pelik dan menghentak Keenan. Ia menyadari bahwa apa yang ia berusaha bangun, hancur dalam hitungan waktu semalam. Ia sedih, remuk dan kecewa. Keenan pun memutuskan untuk meninggalkan Kota Bandung menuju Kota Bali. Di Pulau Dewata tersebut, Keenan tinggal dengan Pak Wayan. Sahabat ibunya.

Sebelum pergi, Kugy memberi Keenan buku dongen “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Keenan membawanya ke Bali. Di tempat Pak Wayan, perlahan Keenan membangun hidup dan mimpinya kembali. Ia hidup bersama banyak seniman dan menjadikan naluri seninya dalam melukis semakin terasah. Di Bali, Keenan mengagumi Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Pada akhirnya, Setelah beberapa waktu, Keenan menjadi salah satu pelukis yang karyanya diburu. Ia menciptakan serial lukisan yang digemari kolektor. Kisah tersebut adalah dongeng yang sebelumnya Kugy berikan.

Sementara itu, selepas kuliah Kugy kembali ke Jakarta dan menjadi seorang Copywriter. Ia kemudian menjalin hubungan dengan atasannya yang juga merupakan karib kakaknya. Ia dan Remi menjalin hubungan meski diam-diam Kugy masih sering mengenang Keenan. Sampai suatu waktu, Kugy kembali bertemu dengan Keenan yang terpaksa meninggalkan Bali karena ayahnya terkena serangan stroke. Keenan harus melanjutkan perusahaan ayahnya. Pertemuan Kugy dan Keenan di kondisi yang berbeda ini membuat mereka tak bisa lagi menahan perasaan masing-masing. Konflik dimulai dari sini.

Secara umum, Dee mengemas cerita cinta ini dengan sederhana namun sarat makna. Kisah ini tentang pencarian cinta yang dibiarkan mengalir hingga kebali bermuara seperti perahu kertas. Melalui Kugy dan Keenan, Dee menyajikan cerita cinta yang biasa namun dalam. Pemilihan kata serta alur taktis membuat kisah di dalam novel Perahu Kertas ini menarik untuk dibaca. Meski temanya teramat ringan, namun signatur dee dalam derita ini sama memikatnya dengan buku bertema berat milik dee lainnya.
Ditulis oleh : Prayogo Pangestu

Sinopsis Novel “Pada Sebuah Kapal” karya Nh. Dini



Sinopsis Novel “Pada Sebuah Kapal” karya Nh. Dini
Pernahkah anda membaca novel berjudul “Pada Sebuah Kapal” karangan Nh. Dini? Novel “Pada Sebuah Kapal” karangan Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama Nh. Dini ini merupakan salah satu novel populer pada periode 1971-1998. Novel yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama ini mendapat cukup banyak sambutan. Hal ini dapat dilihat dari pencetakan ulang buku ini sampai lima kali. Melalui novel ini Nh. Dini menggambarkan bagaimana sosok seorang wanita dengan segala lika-liku kehidupan dan masalah yang dihadapi dalam percintaannya
Berikut sinopsis dari novel tersebut.
Novel ini menceritakan tokoh seorang wanita bernama Sri. Sri adalah anak kelima dari lima bersaudara. Ia memiliki dua kakak perempuan dan dua kakak laki-laki. Pada saat Sri berumur tiga belas tahun Ayahnya meninggal dunia. Pada saat tamat Sekolah Menengah, Sri bekerja sebagai seorang penyiar radio di kotanya, mengisi acara kewanitaan. Tiga tahun berlalu, sampai akhirnya ia mendengar pengumuman dibukanya pendaftaran bagi seorang wanita yang ingin menjadi pramugari.
Sri pun mencoba mendaftarkan diri dan ia pun mendapatkan panggilan untuk ikut tes uji di Jakarta. Disini Sri bertemu dengan teman sekolahnya yang bernama Narti. Namun Sri tidak lulus tes uji ini karena gangguan kesehatan, terdapat flek di paru-parunya. Selama hampir tiga minggu Sri beristirahat di sebuah villa di Salatiga. Setelah tidak lulus uji pramugari, Sri melamar menjadi penyiar radio di Jakarta dan ia pun diterima.
Suatu hari Narti datang mengunjungi Sri dan memperkenalkan temannya bernama Mokar dan Saputro. Mereka adalah seorang penerbang. Saputro adalah seorang kapten pesawat. Selain menjadi penyiar, Sri juga mengikuti latihan-latihan seni tari tak jauh dari rumah paman tempat ia tinggal. Disana Ia berlatih tarian Jawa dan Bali. Sri lalu mendapatkan telfon dari kakaknya yang berada di Semarang mengabarkan bahwa Ibunya meninggal dunia. Sri, Sutopo, Pamannya, dan keponakan dari Ibunya langsung berangkat ke Semarang. Tiga hari berlalu merekapun kembali ke Jakarta.
Sri pernah dilamar oleh seorang teman kakaknya bernama Yus. Namun Sri menolak lamarannya dengan alasan tidak ingin menikah dalah waktu dekat ini. Dengan keahliannya menari, Sri semakin sering diundang menari di istana. Saat hari libur, Sri mengunjungi rumah kakaknya yang juga tinggal bersama Lubis dan Tobing. Disana Sutopo sedang berbicara dengan Carl, lalu dikenalkanlah Sri pada Carl.
Saat Sri masuk ke kantornya dan didapatinya kartu nama dan nomor telfon bernama Charles V dari kedutaan Perancis. Disana juga ditambahkan tulisan yang mengatakan ia mengundang Sri untuk datang ke rumahnya. Pada malam kesenian kongres pemuda se-Asia, Sri menjadi salah satu pengisi acaranya dengan menari. Tanpa disangka Saputro juga berada disana. Ia mengucapkan pujian atas tarian Sri dan mengajaknya untuk pergi esok hari. Namun saat Sri sudah menunggu, Saputro tidak datang karena tugas mendadak.
Semakin lama hubungan Sri dan Saputro semakin dekat, bahkan paman, bibi, dan sepupunya mengatakan senang bahkan sudah sayang kepada Saputro. Menurut mereka Saputro adalah anak laki-laki yang baik, ramah, pintar, halus, dan sebagainya. Hal ini membuat Sri semakin tertarik kepada Saputro, ditambah lagi dengan sikap Saputro yang begitu memperhatikan Sri. Setiap kali ada kesempatan Saputro selalu menyempatkan waktunya untuk datang dan menemui Sri. Saputro sering kali menceritakan apa yang dialaminya saat tugas kepada Sri, begitu pula sebaliknya.
Dari telfon ataupun telegram yang menunjukkan kedekatan Saputro dan Sri. Saputro lalu medapatkan tugas untuk pergi ke luar negeri bersama enam orang temannya selama enam bulan. Selama kepergian Saputro, Sri merasa sangat kesepian. Sepulangnya Saputro, Ia pergi ke rumah Sri dan menginap disana. Saputro menemani Sri yang sendirian di rumahnya karena paman, bibi, dan sepupunya pergi. Sampai pada malam itu Sri dan Saputro bercintaan, hal ini membuat Sri semakin yakin dengan Saputro. Keesokan harinya Saputro memberikan Sri sebuah bungkusan kecil dan setelah dilihat isinya adalah gelang emas dan cincin tipis bermata berlian. Saputro mengatakan bahwa ini adalah emas kawin untuk pernikahan mereka.
Sri dan Saputro pun hendak mempersiapkan segala sesuatunya untuk pernikahan mereka. Sri sudah memilih bahan kebaya yang akan ia kenakan nanti. Saputro memberinya sejumlah uang untuk membeli perlengkapan lain. Menyiapkan surat-surat dan Saputro mengirimi surat kepada kakak Sri mengenai rencana pernikahan mereka. Saputro lalu melanjutkan tugasnya untuk terbang ke Malang. Tidak lama kemudian datang seorang laki-laki berseragam angkatan udara yang menyampaikan bahwa Saputro telah gugur.
Sri sangat terkejut dan sedih mendengar kabar ini. Pernikahan yang sudah di depan mata sirnah begitu saja ketika mendengar Saputro telah meninggal. Sri mencoba bangkit dari keterpurukannya sejak ditinggal Saputro. Carl teman Sri mencoba untuk menghibur Sri dan membuat Sri menjadi lebih kuat. Carl yang baik dan perhatian kepadanya membuatnya nyaman berada disamping Carl. Carl lalu melamar Sri, namun Sri menolaknya.
Sepuluh bulan kemudian Sri menikah dengan Charles Vincent, pria berkebangsaan Perancis yang bekerja sebagai diplomat ini menyebabkan Sri harus ikut berpindah-pindah tempat tinggal. Sri terpaksa melepasakan kewarganegaraan Indonesianya. Sri lalu tinggal di Kobe, Jepang. Ia menganggap Charles adalah sosok yang penuh dengan kelembutan, perhatian, dan kasih sayang. Namun semua itu berubah sejak mereka menikah, Charles selalu membentak dan berkata kasar kepada Sri.
Pernikahan mereka tidak lagi seharmonis dulu meskipun saat itu Sri sedang mengandung anak mereka. Pada musim dingin anak itu lahir. Carl pernah datang sesekali mengunjungi Sri saat ia berada di Jepang. Beberapa saat kemudian Charles, Sri dan anaknya terbang ke Saigon untuk pemberangkatan ke Perancis, Charles menggunakan pesawat terbang sedangkan Sri dan anaknya menggunakan kapal laut. Disana Sri merasa bebas karena berada jauh dari suaminya.
Di kapal itu Sri bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai macam negara. Ia bertemu dengan Tuan Haller seorang kebangsaan Jerman yang tampan, Nyonya Hench, Nyonya Beucler, dan juga para komandan kapal bernama Michel Dubanton. Tanpa disangka Sri merasa tertarik dengan Michel di kapal itu padahal saat itu ia belum mengetahui siapa namanya. Mereka hanya saling bertegur sapa saat pagi atau malam hari.
Tanpa sepengetahuan siapapun ternyata Michel juga memperhatikan sosok Sri sejak pertama kali mereka bertemu. Michel berusaha untuk mendekati Sri, namun ia merasa malu. Pada malam hari kapal akan mengadakan pesta menyamar, kebanyakan penumpang mempersiapkan kostum mereka untuk mengikuti lomba begitu juga dengan Sri. Sri mengikuti pesta menyamar dan ia diminta untuk menari di acaranya selanjutnya. Seusai acara dilanjutkan dengan dansa, Sri berdansa dengan beberapa orang sampai akhirnya ia berdansa dengan Michel.
Kedekatan mereka bertambah saat mereka bertemu di salon saat kapal sedang sepi dan Michel memberanikan diri untuk memulai pembicaraan kepada Sri. Mereka mulai banyak bercerita tentang kesukaan mereka, membicarakan buku-buku bacaan mereka, dan lain-lain. Michel lalu mengajak Sri ke kamarnya untuk mengambil buku. Michel yang merasa senang dengan sikap Sri yang halus, pandai menari dan tidak banyak bicara membuatnya semakin mengaguminya.
Michel sudah menikah dengan perempuan bernama Nicole yang lebih tua lima tahun darinya, namun sikapnya sangat tidak menyenangkan. Nicole yang cerewet, kasar, banyak memerintah, dan seperti anak-anak membuat Michel tidak lagi mencintai Nicole seperti dahulu. Meskipun mereka sudah mempunyai dua orang anak laki-laki, tidak membuat Michel mencintai Nicole. Michel sangat menginginkan anak perempuan, tetapi yang dilahirkan Nicole adalah anak laki-laki.
Beberapa hari kemudian Michel mengajak Sri ke kamarnya untuk mengambil buku yang lain, lalu dikunci pintu kamarnya. Ia meletakkan kuncinya, lalu ia menatap Sri, memeluknya, dan menciumnya. Sri tidak menolak dengan sikap Michel, lalu mereka bercintaan. Setibanya di Marseille Sri merasa sedih karena harus berpisah dengan Michel dan menemui suaminya Charles. Pertengahan musim gugur Sri kembali ke Kobe. Walaupun begitu Michel beberapa kali mengirimkan Sri surat, sampai pada surat ketiga ia mengatakan akan berlabuh di Kobe.
Sri lalu menemuinya secara diam-diam. Saat itu Michel menanyakan apakah Sri ingin menjadi istrinya, namun Sri hanya diam. Hubungan Sri dan Charles semakin tidak baik. Sri semakin sering memikirnkannya dan meyakinkan diri bahwa ia mencintai Michel. Michel dan Sri saling mengirimkan kartu bergambar dan tulisan berisikan kabar mereka. Sri mengabarkan bahwa ia akan pindah ke Paris. Mendengar hal itu Michel berusaha meminta tugas darat di Paris agar bisa sering bertemu dengan Sri.
Ditulis oleh : Prayogo Pangestu